C. Susu Kambing dan Manfaat nyaa. Beberapa Manfaat dan Khasiat Susu KambingSelain dijual dalam bentuk segar, sama halnya dengan susu sapi,susu kambing bisa diolah menjadi berbagai produk lain, misalnya yoghurt,keju,dan mentega. Berbagai alternatif lain, misalnya upaya mengalengkan susu kambing, sebenarnya juga bisa dilakukan agar umur produk bisa bertahan lama.Komposisi kimia susu kambing secara umum tidak berbeda dengan susu sapi atau air susu ibu (ASI). Perbedaanya terletak pada presentase kandungannya saja.Butiran lemak susu kambing berukuran antara 1-10 milimikron sama dengan susu sapi, tetapi jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu kambing sehingga kebih mudah dicerna alat pencernaan manusia sehingga susu kambing lebih mudah dicerna alat pencernaan manusiaserta tidak menimbulkan diare pada saat mengkonsumsinya. Berdasarkan publikasi Small Ruminant Production System Neetwork for Asia(SRUPNA), sebuah jaringan informasi penelitian dan pengembangan ternak ruminansia kecil yang memilik cabang di 13 negara, susu kambing sangat baik untuk orang yang memilik kelainan lactose intolerance, yakni kelainan yang disebabkan oleh kepekaan alat pencernaan terhadap susu sapi. Secara fisik, perbedaan antara susu sapi dan kambing terlihat secara nyata yaitu warna susu kambing lebih putih daripada susu sapi karena susu kambing tidak mengandung karoten.Khasiat susu kambing antara lain1. untuk terapi penyakit TBC2. membantu memulihkan kondisi orang yang baru sembuh dari suatu penyakit3. mampu mengontrol kadar kolesterol dalam darah.Kandungan gizi dalam susu kambing dapat:1. meningkatkan pertumbuhan bayi dan anak anak serta membantu menjaga keseimbangan proses metabolisme2. mendukung pertumbuhan tulang dan gigi serta membantu pembentukan sel sel darah dan jaringan tubuh.3. Bagi wanita dewasa untuk mengembalikan zat besi setelah haid, kekurangan darah (anemia)4. Kehamilan5. Serta pendarahan setelah melahirkan.Di samping itu, kandungan berbagai mineral dalam susu kambing memperlambat osteoporosis atau kerapuhan tulang.
Dokter Geroge Dermitt dari ohio, Amerika Serikat, memakia susu kambing untuk anak anak yang menderita penyakit eksim (gatal di kulit) dan hasilnya cukup memuaskan. Beberapa pakar penyakit di New Zealand juga menganjurakan pasiennya untuk mengonsumsi susu kambing untuk meningkatkan kesehatan kulit, terutama bagian wajah.
b. Kandungan Susu KambingDi Indonesia, susu kambing biasanya dikonsumsi dalam bentuk susu segar. Di beberapa negara, susu kambing sudah dijual dalam berbagai bentuk makanan olahan, seperti yoghurt dan keju. Sementara itu di New Zealand sudah di pasarkan susu kambing dalam kemasan kapsul. Hasil penelitian united state departement of agriculture (usda) tentang perbandingan komposisi kima antara susu sapi, kambing, dan air susu ibu (ASI) dapat dilihat dalam tabel 1
ini tabel nya di klik aja biar jelas
D. Faktor-faktor yang Membedakan Kuantitas dan Komposisi Susu KambingAdanya beberapa perbedaan komposisi kimia tidak hanya terdapat pada ketiga jenis susu tersebut. tetapi juga terjadi pada susu kambing yang dihasil-kan oleh kambinj yang berneda. Halini bisa dimengerti karena begitu banyak faktor pengontrol produksi susu, baik kualitas maupun kuantitasnya, yaitu sebagai berikut:
a. Variasi Antar jenis KambingDi dunia ini, berkembang aneka jenis atau bangsa kambing, dengananeka krakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Misalnya kambingkacang sebagai kambing potong, kambing etawa sebagai kambing tipe dwiguna, kambing toggenburg sebagai penghasil susu yang baik, atau kambing angora sebagai penghasil kulit bulu bcrkualitas tinggi. Di antara :enis kambing tipe perah pun terdapat variasi dalam jurnlah produksi susunya.
b. Variasi Interjenis KambingSetiap individu dari jenis atau bangsa kambing yang sama memiliki variasi dalam jumlah susu yang dihasilkan. jenis atau bangsa yang sama, pada umur dan masa laktasi yang berbeda akan memiliki jumlah produksi susu yang berbeda.
c. Faktor GenetikFaktor genetik adalah faktor yang diturunkan nenek moyang kepada keturunannya dan memiliki sifat kebakaan. Setiap nenek moyang (induk dan pejantan) memiliki sumbangan yang sama terhadap penampilan produksi keturunannya. Sampai saat ini belum dapat diungkapkan berapa banyak gen yang bekerja mengontrol tingkat produksi susu. Hampir bisa dipastikan adalah jika seekor kambing memiliki produksi susu yang tinggi kemudian dikawinkan dengan pejantan yang memiliki nenek moyang betina yang juga tinggi produksinya, kemungkinan besar keturunan yang berkelamin betina akan memiliki tingkat produksi yang tinggi pula. Namun, ilmu genetika tidak sesederhana itu. Selalu ada penyirnpangan yang terjadi dan apa yang diinginkan tidak pasti selamanya terjadi.-d. MusimHasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa kambing-kambing yang beranak di musim gugur memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kzambing-kambing yang beranak di musim panas. Untuk kondisi di Indonesia, belum banyak penelitian dilakukan, karena perkembangan usaha peternakan kambing perah belum begitu bergairah.
e. UmurProduksi susu kambing umumnya meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dan mencapai puncak saat berumur 5—7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 atau ke-5. Selanjutnya prodaksi susu menurun. Untuk kambing-kambing perah yang hidup dj daerah subtropis, tmgkat produksi susu akan mencapai puncak setahun lebih dahulu, dan dapat terus dipcrtahankan tanpa ada perubahan yang mencolok selama 2.atau 3 kali masa laktasi.
f. Lama Masa LaktasiDalam satu jenis atau bangsa kambing, perbcdaan lama masa laktasi akan mcnycbabkan perbedaan jumlah total produksi susu selama masa laktasi tersebut. Semakin lama masa laktasi, akan semakin banyak total produksi susu yang dihasilkan. Korelasi ini tidak berarti akan semakin tinggi keuntungan yang akan diraih peternak, karena belum tentu produksi hariannya mampu menutupi biaya produksi.
g. Faktor Perawatan dan PerlakuanKambing perah, seperti juga hewan ternak yang lain, membutuhkan suasana kandang yang nyaman untuk dapat berproduksi secara optimal. Kandang yang sejuk, tidak gaduh, dan perlakuan yang tidak kasar merupakan syarat agar produksi susu kambing optimal. Sebagai contoh, dalam kandang yang gaduh, kambing yang sedang laktasi akan mudah terkejut, dan saat terkejut itu tubuhnya mengeluarkan hormon adrenalin yang mengakib,atkan terhambat atau terhentinya sekresi hormon oxytocin, yang berfungsi dalam produksi susu di kelenjar ambing.
h. Pengaruh Masa Birahi dan KebuntinganKambing-kambing yang dikawinkan kembali setelah 3 bulan beranak, tingkat produksi susunya akan lebih cepat menurun dibandingkan dengan kambing-kambing yang sedang laktasi, tctapi tidak bunting. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi, serta tingginya kebutuhan kambing akan zat-zat makanan untuk mendukung proses fisiologis di dalam tubuhnya, misalnya untuk hidup pokok, produksi susu, serta pertumbuhan janin. Pada saat musim birahi(estrus), kambing perah yang sedang laktasi akan mcngalami penurunan produksi susu sebagai reaksi dari berbagai proses bormonal di dalam tubuhnya, tetapi setelah masa birahi terlewatl, produksi susunya akan nor¬mal kemball.
i. Frekuensi PemerahanBerdasarkan beberapa hasil penelitian di luar negeri, kambing perah yang diperah dua kali sehari, total produksi susunya lebih tinggi daripada kambing perah yang diperah susunya sekali sehari. Meskipun demikian, tidak selalu total produksi yang lebih tinggi tersebut mcmberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada petcrnak, karena untuk melakukan pemerahan dibutuhkan biaya, misalnya untuk menggaji pemerah. jadi, meskipun tingkat produksi susu meningkat dengan mcnambah frekuensi pemerahan, perhirungan ekonomi harus dilakukan secara matang.
j. Jumlah Anak dalam Sekali MelahirkanProduksi susu kambing perah yang beranak dua ekor dalam 1 kali melahirkan, biasanya 20—30% lebih tinggi daripada kambing perah yang hanya beranak satu ekor. Penyebabnya adalah rangsangan menyusui daricempe (anak kambing) yang dilahirkan. Dengan demikian, tingkah laku cempe ketika mcnyusu bisa dilakukan oleh pemerah, sehingga produksi susunya tneningkat, misalnya dengan mengusap-usap bagian atas ambing sambil memijatnya.
k. Pergantian PemerahKambing perah termasuk hewan yang tidak terlalu mudah beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berubah secara tkastis. Pergantian pemerah akan menyebabkan kambing perah mengalami stres, sehingga produksi susunya menurun.
L. Lama Masa KeringUntuk mendorong produksi cempe dan mencapai target tiga kali beranak setiap dua tahun, biasanya kambing perah dikawinkan kembali setelah beranak tiga bulan, atau saat pertama kali birahinya muncul. Dalam kondisi demikian, kambing perah membumhkan waktu untuk menjalani masa kering selama dua bulan. Dengan kondisi pakan yang cukup jumlah dan baik kualitasnya, organ-organ yang berfungsi memproduksi susu akan memiliki kesempatan yang cukup untuk kembali pulih kondisinya. Namun, jika kondisi pakan yang diberikan kurang baik, masa pemulihan akan lebih lama, dan jika kambing perah kembali beranak pada waktu organ-organ tubuh vang berfungsi memproduksi susu kondisinya belum pulih, bisa dipastikan produksi susunya akan menurun.
m. Faktor HormonalSalah satu hormon yang berperan dalam produksi susu adalah laktogen. Penyuntikan hormon ini terhadap kambing yang sedang laktasi menyebabkan produksi susunya sedikit meningkat. Demikian juga pengaruh penyuntikan hormon tyroxine. Hormon yang menghambat produksi susu adalah adrenalin, yang berpengaruh menghambat hormon oxytodne^ yang berpengaruh pada proses keluarnya susu saat pemcrahan.
n. Faktor Pakan. Produksi susu kambing perah akan mencapai optimal jika pakan yang diberikan -dan dikonsumsi oleh kambing jumlah dan kualitasnya cukup. Komposisi hijauan dan konsentrat pun harus seimbang, karena keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Hijauan adalah precursor(pendukung) produksi susu dan konsentrat merupakan sumber protein, yang juga dibutuhkan sebagai komponen penyusun susu.
o. Pengaruh PenyakitKambing-kambing petah yang sedang laktasi produksi susunya akan menurun jika terserang penyakit. Bahkan, produksi susu bisa langsung tcrhenti. Di samping itu, efek dari obat yang diberikan kepada kambing perah akan berpengaruh terhadap kualitas susu. Biasanya, kambing-kambing yang sedang sakit dan diberi obat antibiotika, susunya tidak boleh dikonsumsi.
Dokter Geroge Dermitt dari ohio, Amerika Serikat, memakia susu kambing untuk anak anak yang menderita penyakit eksim (gatal di kulit) dan hasilnya cukup memuaskan. Beberapa pakar penyakit di New Zealand juga menganjurakan pasiennya untuk mengonsumsi susu kambing untuk meningkatkan kesehatan kulit, terutama bagian wajah.
b. Kandungan Susu KambingDi Indonesia, susu kambing biasanya dikonsumsi dalam bentuk susu segar. Di beberapa negara, susu kambing sudah dijual dalam berbagai bentuk makanan olahan, seperti yoghurt dan keju. Sementara itu di New Zealand sudah di pasarkan susu kambing dalam kemasan kapsul. Hasil penelitian united state departement of agriculture (usda) tentang perbandingan komposisi kima antara susu sapi, kambing, dan air susu ibu (ASI) dapat dilihat dalam tabel 1
ini tabel nya di klik aja biar jelas
D. Faktor-faktor yang Membedakan Kuantitas dan Komposisi Susu KambingAdanya beberapa perbedaan komposisi kimia tidak hanya terdapat pada ketiga jenis susu tersebut. tetapi juga terjadi pada susu kambing yang dihasil-kan oleh kambinj yang berneda. Halini bisa dimengerti karena begitu banyak faktor pengontrol produksi susu, baik kualitas maupun kuantitasnya, yaitu sebagai berikut:
a. Variasi Antar jenis KambingDi dunia ini, berkembang aneka jenis atau bangsa kambing, dengananeka krakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Misalnya kambingkacang sebagai kambing potong, kambing etawa sebagai kambing tipe dwiguna, kambing toggenburg sebagai penghasil susu yang baik, atau kambing angora sebagai penghasil kulit bulu bcrkualitas tinggi. Di antara :enis kambing tipe perah pun terdapat variasi dalam jurnlah produksi susunya.
b. Variasi Interjenis KambingSetiap individu dari jenis atau bangsa kambing yang sama memiliki variasi dalam jumlah susu yang dihasilkan. jenis atau bangsa yang sama, pada umur dan masa laktasi yang berbeda akan memiliki jumlah produksi susu yang berbeda.
c. Faktor GenetikFaktor genetik adalah faktor yang diturunkan nenek moyang kepada keturunannya dan memiliki sifat kebakaan. Setiap nenek moyang (induk dan pejantan) memiliki sumbangan yang sama terhadap penampilan produksi keturunannya. Sampai saat ini belum dapat diungkapkan berapa banyak gen yang bekerja mengontrol tingkat produksi susu. Hampir bisa dipastikan adalah jika seekor kambing memiliki produksi susu yang tinggi kemudian dikawinkan dengan pejantan yang memiliki nenek moyang betina yang juga tinggi produksinya, kemungkinan besar keturunan yang berkelamin betina akan memiliki tingkat produksi yang tinggi pula. Namun, ilmu genetika tidak sesederhana itu. Selalu ada penyirnpangan yang terjadi dan apa yang diinginkan tidak pasti selamanya terjadi.-d. MusimHasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa kambing-kambing yang beranak di musim gugur memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kzambing-kambing yang beranak di musim panas. Untuk kondisi di Indonesia, belum banyak penelitian dilakukan, karena perkembangan usaha peternakan kambing perah belum begitu bergairah.
e. UmurProduksi susu kambing umumnya meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dan mencapai puncak saat berumur 5—7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 atau ke-5. Selanjutnya prodaksi susu menurun. Untuk kambing-kambing perah yang hidup dj daerah subtropis, tmgkat produksi susu akan mencapai puncak setahun lebih dahulu, dan dapat terus dipcrtahankan tanpa ada perubahan yang mencolok selama 2.atau 3 kali masa laktasi.
f. Lama Masa LaktasiDalam satu jenis atau bangsa kambing, perbcdaan lama masa laktasi akan mcnycbabkan perbedaan jumlah total produksi susu selama masa laktasi tersebut. Semakin lama masa laktasi, akan semakin banyak total produksi susu yang dihasilkan. Korelasi ini tidak berarti akan semakin tinggi keuntungan yang akan diraih peternak, karena belum tentu produksi hariannya mampu menutupi biaya produksi.
g. Faktor Perawatan dan PerlakuanKambing perah, seperti juga hewan ternak yang lain, membutuhkan suasana kandang yang nyaman untuk dapat berproduksi secara optimal. Kandang yang sejuk, tidak gaduh, dan perlakuan yang tidak kasar merupakan syarat agar produksi susu kambing optimal. Sebagai contoh, dalam kandang yang gaduh, kambing yang sedang laktasi akan mudah terkejut, dan saat terkejut itu tubuhnya mengeluarkan hormon adrenalin yang mengakib,atkan terhambat atau terhentinya sekresi hormon oxytocin, yang berfungsi dalam produksi susu di kelenjar ambing.
h. Pengaruh Masa Birahi dan KebuntinganKambing-kambing yang dikawinkan kembali setelah 3 bulan beranak, tingkat produksi susunya akan lebih cepat menurun dibandingkan dengan kambing-kambing yang sedang laktasi, tctapi tidak bunting. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi, serta tingginya kebutuhan kambing akan zat-zat makanan untuk mendukung proses fisiologis di dalam tubuhnya, misalnya untuk hidup pokok, produksi susu, serta pertumbuhan janin. Pada saat musim birahi(estrus), kambing perah yang sedang laktasi akan mcngalami penurunan produksi susu sebagai reaksi dari berbagai proses bormonal di dalam tubuhnya, tetapi setelah masa birahi terlewatl, produksi susunya akan nor¬mal kemball.
i. Frekuensi PemerahanBerdasarkan beberapa hasil penelitian di luar negeri, kambing perah yang diperah dua kali sehari, total produksi susunya lebih tinggi daripada kambing perah yang diperah susunya sekali sehari. Meskipun demikian, tidak selalu total produksi yang lebih tinggi tersebut mcmberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada petcrnak, karena untuk melakukan pemerahan dibutuhkan biaya, misalnya untuk menggaji pemerah. jadi, meskipun tingkat produksi susu meningkat dengan mcnambah frekuensi pemerahan, perhirungan ekonomi harus dilakukan secara matang.
j. Jumlah Anak dalam Sekali MelahirkanProduksi susu kambing perah yang beranak dua ekor dalam 1 kali melahirkan, biasanya 20—30% lebih tinggi daripada kambing perah yang hanya beranak satu ekor. Penyebabnya adalah rangsangan menyusui daricempe (anak kambing) yang dilahirkan. Dengan demikian, tingkah laku cempe ketika mcnyusu bisa dilakukan oleh pemerah, sehingga produksi susunya tneningkat, misalnya dengan mengusap-usap bagian atas ambing sambil memijatnya.
k. Pergantian PemerahKambing perah termasuk hewan yang tidak terlalu mudah beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berubah secara tkastis. Pergantian pemerah akan menyebabkan kambing perah mengalami stres, sehingga produksi susunya menurun.
L. Lama Masa KeringUntuk mendorong produksi cempe dan mencapai target tiga kali beranak setiap dua tahun, biasanya kambing perah dikawinkan kembali setelah beranak tiga bulan, atau saat pertama kali birahinya muncul. Dalam kondisi demikian, kambing perah membumhkan waktu untuk menjalani masa kering selama dua bulan. Dengan kondisi pakan yang cukup jumlah dan baik kualitasnya, organ-organ yang berfungsi memproduksi susu akan memiliki kesempatan yang cukup untuk kembali pulih kondisinya. Namun, jika kondisi pakan yang diberikan kurang baik, masa pemulihan akan lebih lama, dan jika kambing perah kembali beranak pada waktu organ-organ tubuh vang berfungsi memproduksi susu kondisinya belum pulih, bisa dipastikan produksi susunya akan menurun.
m. Faktor HormonalSalah satu hormon yang berperan dalam produksi susu adalah laktogen. Penyuntikan hormon ini terhadap kambing yang sedang laktasi menyebabkan produksi susunya sedikit meningkat. Demikian juga pengaruh penyuntikan hormon tyroxine. Hormon yang menghambat produksi susu adalah adrenalin, yang berpengaruh menghambat hormon oxytodne^ yang berpengaruh pada proses keluarnya susu saat pemcrahan.
n. Faktor Pakan. Produksi susu kambing perah akan mencapai optimal jika pakan yang diberikan -dan dikonsumsi oleh kambing jumlah dan kualitasnya cukup. Komposisi hijauan dan konsentrat pun harus seimbang, karena keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Hijauan adalah precursor(pendukung) produksi susu dan konsentrat merupakan sumber protein, yang juga dibutuhkan sebagai komponen penyusun susu.
o. Pengaruh PenyakitKambing-kambing petah yang sedang laktasi produksi susunya akan menurun jika terserang penyakit. Bahkan, produksi susu bisa langsung tcrhenti. Di samping itu, efek dari obat yang diberikan kepada kambing perah akan berpengaruh terhadap kualitas susu. Biasanya, kambing-kambing yang sedang sakit dan diberi obat antibiotika, susunya tidak boleh dikonsumsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar